Minggu, 22 April 2012

Hukum Berpacaran Long Distance dalam Islam


Assalamu'alaikum...... saya pernah baca,bahwasannya pacaran dalam islam itu dilarang,krn ada unsur khalwat dan ikhtilat yang bisa menjurus ke perzinaan.lantas bolehkah kita pacaran jarak jauh dan hanya via email or telp?bukankah itu tidak mngandung unsur khalwat dan ikhtilat?makasih tuk jawabannya wassalam

Echa

Medan

2003-10-09 11:59:39

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Memang secara pisik tidak terjadi yang namanya ikhitlat, namun jangan terlalu percaya pada diri kita bahwa proses kirim-kiriman email itu pasti aman.

Justru terkadang ini merupakan jembatan yang dapat dengan mudah dimanfaatkan syetan manakala posisi iman masing sedang lemah. Karena email itu umumnya bersifat pribadi, sehingga meski tidak bertemu langsung, pasangan itu punya kesempatan untuk "berbicara" berdua saja tanpa diketahui orang lain.

Bisa saja anda tetap menjaga jarak dan tidak bicara menjurus ke arah yang negatif, namun sepertinya tidak ada jaminan bahwa hal itu akan terus berlangusng dengan aman.

Orang jawa sering mengungkapkan "witing tresnio jalaran seko kulino" yang kira-kira maknanya adalah cinta itu biasa bersemi bila terus menerus dipertemukan. Barangkali awalnya masih normal, namun di tengah jalan, kenormalan itu bisa merubah menjadi keakraban, hingga berubah lagi menjadi keasyikan dan keenakan dan seterusnya.

Jadi sebaiknya pasangan itu tidak menyampaikan masalah pribadi dan hal-hal yang bisa menjurus kepada "keintiman" tertentu meski lewat email sekalipun.

Tapi bila tema pembicaraan adalah masalah umum yang tidak ada kaitannya dengan masalah pribadi, bisa saja diperbolehkan. Paling tidak, untuk mengukurnya adalah bila file-file email itu dipublikasikan dan dibaca orang banyak, seseorqang tidak merasa risih melihatnya. Karena tidak ada masalah pribadi disana yang menyangkut anda berdua. Dengan metode itu, yang menjadi pertanyaan adalah : Apakah seseorang merasa bebas menuliskan semua perasaan anda dalam email ? Apakah seseorang merasa "lebih aman" untuk menuliskan dan merangkai kalimat ? Apakah seseorang merasa privasi anda lebih terjaga dengan berkoresponsi via email itu ? Dan di pihak lain, apakah seseorang merasa bahwa calon pasangannya itu bisa dengan leluasa untuk curhat kepada anda ? Apakah seseorang merasa bahwa dia juga bisa mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan sedikit lebih "bebas" ?

Kalau jawabannya adalah iya, maka sebenarnya media itu bisa saja dimanfaatkan untuk "kencan virtual". Kasusnya menjadi tidak jauh berbeda dengan kirim-kiriman surat biasa, ngobrol di telepon, SMS dan sejenisnya.

Bila merasa risih, ini adalah tanda bahwa yang dibicarakan berdua tidak lain esensinya adalah khalwat (berduaan). Biasanya orang yang mojok berduaan alasannya karena tidak ingin pembicarannya diketahui orang. Dan itulah khalwat yang diharamkan dilakukan oleh dua insan non mahram beda jenis.

Ta`aruf via internet yang dilakukan barangkali bentuknya selain kirim-kiriman email bisa juga chatting. Sehingga terjadi dialog langsung / interaktif antara pasangan itu. Dan bila menilik metode ini, sebenarnya tidak ada perantara atau pihak ketiga yang ikut terlibat secara langsung dalam email-emailan seperti ini.

Sehingga batasan apakah ini merupakan khalwat (menyepi berdua) atau bukan menjadi tidak jelas lagi. Memang secara pisik tidak terjadi khalwat, yang terjadi hanyalah �mungkin- sebuah �cyber khalwat�. Tapi memang esensi dari sebuah khalwat itu adalah �rasa bebas dan aman� untuk berekspresi dengan lawan khalwatnya. Dimana isi dan tema pembicaraan tidak diketahui oleh orang lain.

Hal ini bukan berarti tidak membolehkan seseorang untuk bertanya langsung kepada calon istrinya tentang point-point penting dalam ta`aruf. Namun pembicaraan tidak akan menjurus kepada sesuatu yang melenceng dari jalur ta`aruf bila suasananya bukan suasana khalwat. Karena harus ditemani oleh orang lain seperti orangtuanya, saudaranya atau lainnya. Sedangkan di email, suasana �aman� itu memang benar-benar tercipta dan peluang itu melenceng dari tujuan ta`aruf sungguh sangat besar.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Please Leave Your Comment :)