Selasa, 12 Juni 2012

Contoh Ketidakpastian

Aku akan menunggu hingga saatnya dia kan sadari bahwa aku tak bisa mencintai pria lain selain dirinya. Aku akan tetap mencintainya hingga saatnya nanti saat dimana dia memintaku untuk berhenti mencintainya.

" Aku gak mau sayang, karna itu berarti banget buat Kamu "
Itulah kalimat terindah yang masih saja terngiang dalam Pikiranku. Kalimat yang terlontar dari Mulut seorang Pria yang sebentar lagi menginjak usia 27 tahun. Pria yang kucintai secara diam2 sejak 2 tahun yang lalu. Pria dengan senyum manis yang terlihat gagah dengan seragam policenya.

Namun kenyataan dan perbedaan membuatku harus menyelami jurang perpisahan.
Hatiku Sakit, Bukan karena dia tak membalas perasaanku. tapi saat seorang anak kecil yang berusia sekitar 1 Tahun memanggilnya dengan sebutan AYAH. Apakah dia telah mempunyai seorang Putri? Apakah dia telah menjadi kepala keluarga? Apakah dia telah mempunyai seorang isrti? Oh Tuhan, mengapa kau pertemukan aku dengannya jika akhirnya aku harus berpisah dengannya? Mengapa kau hadirkan perasaan cinta ini jika akhirnya aku tak akan pernah bisa memilikinya? Tuhan, apakah ini rencanamu? Apa aku berdosa karna telah mencintainya? Aku tak bisa jika harus meninggalkannya apalagi melupakannya. Aku terlalu sangat mencintai semua yang ada pada dirinya meski dia tak pernah berkata mempunyai perasaan yang sama dengan ku. Aku tau dia  bukanlah pria yang  dengan teganya meninggalkan istri serta putrinya demi seorang Gadis berusia 16 tahun yang mencintainya dengan Begitu polos.Dia bukanlah pria yang dengan teganya mencampakan hati seorang perempuan dan itulah yang membuatku semakin mencintai dia.

Aku tak pernah meminta dia untuk meninggalkan istrinya, karena aku seorang wanita dan aku tau bagaimana perasaan istrinya jika meninggalkannya. Aku akan menunggu hingga saatnya dia kan sadari bahwa aku tak bisa mencintai pria lain selain dirinya. Aku akan tetap mencintainya hingga saatnya nanti saat dimana dia memintaku untuk berhenti mencintainya.

Aku hanya seorang perempuan berusia 16 Tahun yang terlalu lemah untuk melihat isi dunia, terlalu lelah  untuk mencari arti dari kesetiaan yang tertanam dalam sebutir cinta. Namun salahkah aku jika mencintainya? Salahkah Tuhan yang Telah menyebabkan Cintu itu ada? Ntahlah aku tak pernah mendapat jawabnya, karna yang ku tau jiwa raga hati perasaan serta hidup dan matiku masih miliknya, Pria yang sejak pertama kali aku bertemu dengannya aku tak pernah mendengarnya menyebut namaku :)

SUMBER:

0 komentar:

Posting Komentar

Please Leave Your Comment :)