Senin, 22 April 2013

Contoh Kasus Penentuan Harga Permintaan dan Penawaran

BBM NAIK = BBM LANGKA = RAKYAT MENJERIT.


Di berbagai daerah di Indonesia saat ini, sudah mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang berencana akan menaikkan harga BBM dalam waktu yang dekat. Pemerintah menghimbau para aparat keamanan untuk memperketat pengawasan di setiap area SPBU agar tidak terjadinya kelangkaan BBM yang akan merugikan rakyat. Sudah banyak kasus yang ditemukan di berbagai daerah, bahwa BBM dijadikan objek untuk menguras keuntungan oleh berbagai pihak yang "nakal". Contohnya dari beberapa penjual BBM eceran yang menjual dengan harga tinggi. Ini tentu saja sangat mencekik rakyat kecil.

Menurut Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan, "Kenaikan BBM harus dilakukan pemerintah dan tidak ada pilihan lain karena defisit akan mengancam APBN kalau tidak dilakukan." Gubernur menjelaskan, subsidi BBM yang akan dilakukan pemerintah dengan prediksi Rp190 triliun, ternyata mengalami kenaikan hingga Rp300 triliun. "Sehingga apabila kenaikan BBM tidak dilakukan maka defisit akan melanda APBN kita," katanya.

Ia mengatakan masyarakat mesti memahami posisi pemerintah dalam mengambil kebijakan menaikkan harga BBM. Bila harga BBM tidak dinaikkan, negara dalam kondisi terancam akibat beban belanja APBN yang berat. "Meski akan ada demo, itu akan dipahami, tetapi bagaimanapun kenaikan BBM sudah melalui kajian sehingga harus dilaksanakan," katanya. Ia mengatakan kenaikan harga sembako dan tarif transportasi akan terjadi terkait dengan rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. "Namun, demi penyelamatan bangsa, hal itu harus dilakukan," katanya.

KOMENTAR:
BBM tentu saja tidak akan dikorbankan untuk naik, jikalau pemerintah itu sendiri tidak membelanjakan uang APBN untuk hal-hal yang sangat tidak penting. Misalnya yang baru-baru ini terjadi, RENOVASI TOILET DI GEDUNG DPR. Yang kononnya menghabiskan uang ratusan juta. Sungguh miris. Seharusnya pemerintah lebih peka dengan rakyat, tidak egois dengan diri mereka sendiri.

Fakta terselubung di balik langkanya BBM.

Berdasarkan sebuah forum yang saya dapat, ada berbagai hal yang belum kita ketahui tentang di balik fakta langkanya BBM. Tentu saja fakta-fakta ini membuat kita miris karena pemerintah seolah-olah tidak mementingkan kesejahteraan rakyat dan tidak memperketat pengamanan pada BBM.

Tahukah kalian, kalau BBM bersifat volatil dan Pertamina menerapkan toleransi kehilangan BBM saat distribusi? Pertamina menerapkan toleransi 30% volume BBM yang hilang akibat penguapan. Sehingga minimal ada 70% yang berhasil di distribusi. Jika ada Kendaraan (tangker) yang membawa BBM kurang dari 70% dari volume awal sebelum distribusi, kendaraan itu akan diselidiki. Pada kenyataannya,sebagian besar kendaraan yang membawa BBM hanya berhasil membawa BBM sekitar 70%an dari volume awal. Sebenarnya kehilangan BBM hingga 30% itu tidak disebabkan oleh penguapan. Tetapi disebabkan oleh adanya BBM sengaja "diambil". Orang-orang pertamina tidak dapat mengetahui, kehilangan BBM sebesar itu disebabkan oleh penguapan atau gara-gara diambil orang. 

Lebih lagi, seringkali pertamina mendapatkan distributor yang bukan pertamina yang ingin ikut mendistribusikan BBM. Distribusi BBM oleh pihak lain ini, kebanyakan merupakan kapal tanker dengan kapasitas besar. Banyak orang yang menyewa kapal untuk dijadikan tanker minyak. Mereka ingin mengambil 30% dari BBM yang mereka distribusikan! Bayangkan jika satu kapal tanker memuat 1 juta liter BBM, satu pihak bisa mengambil 300 ribu liter secara gratis! BBM yang diambil itu kemana? Ya.. BBM tersebut bisa diselundupkan atau digunakan untuk diri sendiri. Itulah mengapa BBM langka. Distribusi BBM yang seharusnya berjalan 100%, hanya berhasil didistribusi sebanyak 70%. Hal ini berlangsung bertahun-tahun. 

Dan itulah mengapa distribusi BBM bermasalah sehingga BBM langka. Langka selain karena korupsi.
 
SUMBER: