Dikutip dari notes FB ku
Ini adalah cerita tentang kisah cintaku dengan cinta pertamaku di SMP...
Aku tak pernah menyangka, cinta pertamaku dulu yang sempat kandas selama beberapa tahun yang lalu. Kini hadir kembali. Mengisi di dalam rongga-rongga hatiku yang telah lama hampa oleh kehadiran sang cinta sejati. Kehadirannya kini, membuat hidupku jauh lebih indah dan bermakna. Dia menghadirkan sejuta makna dan warna-warni kehidupan padaku yang telah lama suram oleh kelamnya patah hati. Aku jadi teringat masa lalu ku dulu bersama dia, di kala masih dini untuk mengenal cinta. Cinta lokasi. Ya, itulah yang kurasa. Seringnya berjumpa di kelas dan saling mengenal diri masing-masing, membuatku menyimpan segala kekaguman dan ketertarikanku padanya. Dia mampu menggugah hatiku. Dia benar-benar berhasil menghipnotisku dengan kecerdasan dan keramahannya. Sudah cukup lama aku pendam rasa itu, hingga aku benar-benar tak mampu lagi membendung rasa cinta ini. Semua perhatianku yang bermula dari rasa kagum kini berubah menjadi rasa cinta. Walaupun dulu aku tak mengerti apa itu cinta, tapi berkat dia, aku akhirnya tahu seberapa dahsyat rasa itu menyerang hati dan otakku. Senyumannya bak embun segar di pagi hari. Keelokan hatinya mampu membius hatiku. Cinta itu buta, aku tak bisa meraba hatinya. Ku lihat sikap dia yang tak begitu menggubrisku. Biasa saja seperti teman yang lainnya. Tapi disini, aku berharap lebih padanya. Aku ingin memilikinya. Tiap malam, tak hentinya ia selalu hadir dalam lamunan dan semua mimpi indahku. Aku terlalu mencintaimu. Hingga ku tak mampu tuk mengungkapkan rasa ini. Setiap hari, hal yang membuatku semangat untuk menimba ilmu adalah bertemu dengannya. Menikmati keramahannya. Walau hanya bisa ku nikmati dari kejauhan..
Namun itu cukup untukku rasakan.
Ah, andai kau tau perasaanku pada saat itu..
Namun itu cukup untukku rasakan.
Ah, andai kau tau perasaanku pada saat itu..
******
Ku masih membuka histori lalu tentangnya. Dikala aku sangat memujanya dan mengagumi sosoknya. Hingga berjuta kata tertorehkan diatas carik demi carik kertas dan buku diaryku. Semuanya tentang kekagumanku padanya. Semuanya tentang penggambaran sosoknya yang begitu deskritif. Memenuhi tiap lembar diaryku. Kemanapun aku, dan dimanapun aku selalu teringat padanya. Berbulan-bulan ku pendam rasa ini. Berbulan-bulan aku hanya bercerita dengan pena. Tiap malam, sebelum beranjak tidur, selalu saja aku mengadu pada Tuhan dan diaryku. Tentang hari indah yang ku lewati dengan senyumnya. Berbagai kejadian yang membuatku bahagia selalu aku curahkan pada si diary. Entahlah, aku tak tau sudah berapa kali tertulis namanya di diaryku. Jika diaryku bisa berbicara, mungkin ia akan bosan dan menyuruhku tuk berhenti menulis tentangnya. Tapi ku dapati, diary tetap terus menerima apapun tulisanku. Baik tentang kisah sedih ataupun senangku. Disaat marah dan jengkelpun, sang diary tetap sabar meladeniku yang tak tau harus menceritakan ini semua pada siapa.
Sampai akhirnya, aku telah bosan tuk mengungkapkan ini semua di atas kertas. Ku beranikan diri menumpahkan segala isi hati dan perasaanku dengannya pada seorang temanku. Sudah bisa ku tebak apa responnya, pasti kaget dan tak percaya dengan apa yang ku katakan. Daan yang menyebalkannya adalah dia malah mentertawakanku seolah-olah aku sedang mengguyon. Aku kesal namun aku senang dan lega bisa mengungkapkan ini semua. Toh akhirnya lama-kelamaan berkat teman-temanku juga akhirnya aku bisa melakukan pendekatan dengannya. Hingga akhirnya, hari yang paling indah itu datang..
Sampai akhirnya, aku telah bosan tuk mengungkapkan ini semua di atas kertas. Ku beranikan diri menumpahkan segala isi hati dan perasaanku dengannya pada seorang temanku. Sudah bisa ku tebak apa responnya, pasti kaget dan tak percaya dengan apa yang ku katakan. Daan yang menyebalkannya adalah dia malah mentertawakanku seolah-olah aku sedang mengguyon. Aku kesal namun aku senang dan lega bisa mengungkapkan ini semua. Toh akhirnya lama-kelamaan berkat teman-temanku juga akhirnya aku bisa melakukan pendekatan dengannya. Hingga akhirnya, hari yang paling indah itu datang..
****
9 Desember 2006
Hari yang tercatat dalam diaryku sebagai hari terindahku bersamanya. Sebab hari itulah aku resmi jadian dengannya. Ini semua berkat bantuan teman-temanku yang selalu mendukungku dan membantuku tuk pdkt dengannya. Melalui secarik surat itulah kisah cintaku dengannya dimulai. Hari demi hari aku semakin dekat dengannya. Tiap hari aku bersemangat tuk datang ke sekolah. Tiap ada kesempatan, kami berbincang-bincang di kelas. Komunikasi kamipun tak sampai disitu saja. Dia sering menelponku tuk sekedar menanyakan kabar dan rutinitas apa yang sedang aku kerjakan. Ia begitu perhatian padaku. Sikapnya yang polos membuatku semakin menyayanginya. Aku yang baru mengenal apa itu cinta kini banyak belajar melaluinya. Memang, ia tak begitu pandai merangkai kata-kata romantis atau memberiku hadiah yang mahal. Namun melihat senyumnya saja sudah sangat cukup membuat hatiku bahagia.
Aku tahu, awalnya mungkin ia masih belum terbiasa denganku. Namun lama-kelamaan kulihat itu dibalik matanya. Kulihat ada cinta dan kasih sayangnya yang tulus untukku.
Hari demi hari berlalu. Berganti dengan minggu. Minggu demi minggu pun telah berlalu. Berganti dengan bulan yang terus bergerak maju.
Begitu banyak kisah yang terjadi di sepanjang jalan kisah cintaku. Mulai dari cemburu, kangen, marah, senang, sedih dll. Semuanya campur aduk dan menjadi indah pada akhirnya. Karena semua cobaan dan berbagai rintangan itulah yang membuat kisah ini semakin indah.
Tiap malam, sebelum ku beranjak tidur aku selalu memikirkannya. Mendoakannya agar selalu sehat dan bahagia. Aku berharap cinta pertamaku itulah yang akan jadi terakhir untukku...
Hari yang tercatat dalam diaryku sebagai hari terindahku bersamanya. Sebab hari itulah aku resmi jadian dengannya. Ini semua berkat bantuan teman-temanku yang selalu mendukungku dan membantuku tuk pdkt dengannya. Melalui secarik surat itulah kisah cintaku dengannya dimulai. Hari demi hari aku semakin dekat dengannya. Tiap hari aku bersemangat tuk datang ke sekolah. Tiap ada kesempatan, kami berbincang-bincang di kelas. Komunikasi kamipun tak sampai disitu saja. Dia sering menelponku tuk sekedar menanyakan kabar dan rutinitas apa yang sedang aku kerjakan. Ia begitu perhatian padaku. Sikapnya yang polos membuatku semakin menyayanginya. Aku yang baru mengenal apa itu cinta kini banyak belajar melaluinya. Memang, ia tak begitu pandai merangkai kata-kata romantis atau memberiku hadiah yang mahal. Namun melihat senyumnya saja sudah sangat cukup membuat hatiku bahagia.
Aku tahu, awalnya mungkin ia masih belum terbiasa denganku. Namun lama-kelamaan kulihat itu dibalik matanya. Kulihat ada cinta dan kasih sayangnya yang tulus untukku.
Hari demi hari berlalu. Berganti dengan minggu. Minggu demi minggu pun telah berlalu. Berganti dengan bulan yang terus bergerak maju.
Begitu banyak kisah yang terjadi di sepanjang jalan kisah cintaku. Mulai dari cemburu, kangen, marah, senang, sedih dll. Semuanya campur aduk dan menjadi indah pada akhirnya. Karena semua cobaan dan berbagai rintangan itulah yang membuat kisah ini semakin indah.
Tiap malam, sebelum ku beranjak tidur aku selalu memikirkannya. Mendoakannya agar selalu sehat dan bahagia. Aku berharap cinta pertamaku itulah yang akan jadi terakhir untukku...
****
Waktu terus berlalu. Berbulan-bulan kujalin tali cinta bersamanya. Ternyata gak selamanya mulus dan lancar. Semuanya pasti memiliki hambatan dan rintangan yang senantiasa datang tuk menguji kekuatan tali yang kita untai bersama. Akhirnya semua berlalu dengan lancar.
Ga terasa akhirnya naik ke tingkat 2. Akupun pisah kelas dengannya. Cobaanpun datang lagi. Tapi ini lebih parah. Jarangnya bertemu membuat komunikasi jadi terganggu. Perhatian yang dulu selalu ada kini terasa memudar. Kesepian dan kesendirian mulai menemani hari-hariku. Hatiku seolah kosong tanpa ada dia disisiku. Aku gak sanggup hidup sendiri.
Gantung, ya mungkin itulah yang terjadi. Entah apa kejelasan dari hubungan ku dengannya. Tiada kabar dan perhatian seperti dulu. 9 bulan sudah cukup bagiku.
September, bulan itu sudah cukup sampai disitu hubungan kami. Tutup buku sudah semua dongeng klasik ku bersamanya. Semuanya berakhir. Bahkan air mata pun seolah mengering. Tiada lagi keceriaan dan semangat seperti dulu. Kini berganti dengan amarah serta kekecewaan.
Aku pun berusaha membuka lembar baru. Memulai tuk mengukir cerita baru tanpanya. Yaa, semua yang tertulis tentangnya aku simpan dalam-dalam. Membiarkan semua ini terkubur, entah sampai kapan. Mungkin suatu saat aku bisa kembali mengukir cerita bersamanya lagi. Ah, mungkin saja. Belum tentu dan harapannya terlalu tipis.
Aku berusaha untuk mencoba bangkit dan memulai kesibukan baru.
Menjadi pengurus OSIS, ya itulah yang terjadi. Aku pun bersyukur bisa jadi bagian dari OSIS di sekolahku. Lumayanlah untuk menyibukkan diri dengan hal bermanfaat. Hingga ku bisa melupakan masa lalu itu.
Namun, ketika tiap kali aku berpapasan dengannya di koridor sekolah. Lidah ini terasa kelu, tiada sapa. Tiada senyum dari bibirnya. Seolah-olah aku tak ada. Aku sedih melihatnya yang berubah begitu drastis. Tapi aku selalu sabar menghadapinya. Roda kehidupan memang selalu berputar.
Sampai akhirnya aku bisa benar-benar melupakannya!
Dan bertahun-tahun pun tak ada lagi komunikasi. Lost contact pun terjadi. Aku kehilangan jejak hidupnya. Terkadang aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimanakah kabarnya? Apakah ia disana baik-baik saja? Apakah dia masih mengingatku? Dan, apakah dia masih mencintaiku?
Ga terasa akhirnya naik ke tingkat 2. Akupun pisah kelas dengannya. Cobaanpun datang lagi. Tapi ini lebih parah. Jarangnya bertemu membuat komunikasi jadi terganggu. Perhatian yang dulu selalu ada kini terasa memudar. Kesepian dan kesendirian mulai menemani hari-hariku. Hatiku seolah kosong tanpa ada dia disisiku. Aku gak sanggup hidup sendiri.
Gantung, ya mungkin itulah yang terjadi. Entah apa kejelasan dari hubungan ku dengannya. Tiada kabar dan perhatian seperti dulu. 9 bulan sudah cukup bagiku.
September, bulan itu sudah cukup sampai disitu hubungan kami. Tutup buku sudah semua dongeng klasik ku bersamanya. Semuanya berakhir. Bahkan air mata pun seolah mengering. Tiada lagi keceriaan dan semangat seperti dulu. Kini berganti dengan amarah serta kekecewaan.
Aku pun berusaha membuka lembar baru. Memulai tuk mengukir cerita baru tanpanya. Yaa, semua yang tertulis tentangnya aku simpan dalam-dalam. Membiarkan semua ini terkubur, entah sampai kapan. Mungkin suatu saat aku bisa kembali mengukir cerita bersamanya lagi. Ah, mungkin saja. Belum tentu dan harapannya terlalu tipis.
Aku berusaha untuk mencoba bangkit dan memulai kesibukan baru.
Menjadi pengurus OSIS, ya itulah yang terjadi. Aku pun bersyukur bisa jadi bagian dari OSIS di sekolahku. Lumayanlah untuk menyibukkan diri dengan hal bermanfaat. Hingga ku bisa melupakan masa lalu itu.
Namun, ketika tiap kali aku berpapasan dengannya di koridor sekolah. Lidah ini terasa kelu, tiada sapa. Tiada senyum dari bibirnya. Seolah-olah aku tak ada. Aku sedih melihatnya yang berubah begitu drastis. Tapi aku selalu sabar menghadapinya. Roda kehidupan memang selalu berputar.
Sampai akhirnya aku bisa benar-benar melupakannya!
Dan bertahun-tahun pun tak ada lagi komunikasi. Lost contact pun terjadi. Aku kehilangan jejak hidupnya. Terkadang aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimanakah kabarnya? Apakah ia disana baik-baik saja? Apakah dia masih mengingatku? Dan, apakah dia masih mencintaiku?
***
Lulus dari SMP, aku mulai memasuki dunia yang baru. Seakan-akan masa laluku terlupakan begitu saja. Hingga akhirnya aku menemukan teman-teman baru, guru-guru baru dan juga seseorang yang pernah jadi bagian dalam hidupku.
Awalnya aku masih fine-fine saja menjalani hidup sebagai siswa SMK. Namun lama-kelamaan, aku mulai didera oleh berbagai macam cobaan. Sifatku yang masih labil (ababil) terus bergejolak. Seiring dengan bertambahnya usia. Berbagai kisah cinta terjadi di dunia baruku. Cinlok ama temen sekelas, pacaran ama temen beda jurusan, dikhianati, dibohongi, putus cinta, de el el.
Semua masalah itu selalu membuatku semakin tegar dan terus berjuang tuk tetap semangat. Hingga akhirnya, aku sudah tak kuat lagi untuk terus menerus disakiti.
Akupun mencoba bangkit, melupakan segala pengkhianatan itu. Dan mencoba tuk membuka hati tuk menerima orang lain..
Hingga akhirnya, ketika dipenghujung waktuku yang tersisa sebagai siswi SMK, aku kembali berkomunikasi dengannya. Sungguh tak bisa kusangka. Cinta pertamaku sejak SMP, yang dulu telah hilang begitu saja dari pikiranku, kini hadir kembali.
Meskipun hanya berkomunikasi lewat facebook, namun aku senang dan tak menyangka semua ini akan terjadi. Permainan waktu begitu penuh misteri dan terkadang begitu mengejutkan. Entah skenario apa yang akhirnya akan terjadi setelah pertemuan ini.
Awal mulanya, aku lihat ada namanya di Friend Request facebookku. Aku pun penasaran, lalu aku confirm saja. Hingga akhirnya ia menyapaku lewat wall. Dan memulai komunikasi yang telah bertahun-tahun kandas. Ia meminta maaf padaku atas kesalahannya di masa lalu. Akupun hanya menjawab, bahwa aku sudah memaafkannya dan melupakan semua kejadian di masa lalu itu. Tapi, asal dia tau, aku masih terus memendam rasa kagum ini. Semua kenangan tentangnya masih tersimpan dalam ingatanku. Bahkan surat-surat darinya masih tersimpan rapi.
Ternyata, dia sudah beda. Tapi kebaikan dan kecerdasannya gak pernah berubah. Aku sering mengobrol dengannya lewat facebook. Hingga akhirnya, komunikasi kami berlanjut di sms..
Aku masih ingat saat aku sedang deg-degan menunggu surat kelulusan. Dialah yang sudah menemaniku. Dan meladeniku yang sedang galau itu. Dia sangat ramah dan lucu. Aku sering dihibur dan diberi pencerahan tatkala aku sedang galau.
Sampai pada akhirnya, dia diterima di sebuah PTN, dan harus meninggalkan kota ini. Dia mengajakku ketemuan sebelum akhirnya ia pergi. Akupun tak menolak ajakannya...
Awalnya aku masih fine-fine saja menjalani hidup sebagai siswa SMK. Namun lama-kelamaan, aku mulai didera oleh berbagai macam cobaan. Sifatku yang masih labil (ababil) terus bergejolak. Seiring dengan bertambahnya usia. Berbagai kisah cinta terjadi di dunia baruku. Cinlok ama temen sekelas, pacaran ama temen beda jurusan, dikhianati, dibohongi, putus cinta, de el el.
Semua masalah itu selalu membuatku semakin tegar dan terus berjuang tuk tetap semangat. Hingga akhirnya, aku sudah tak kuat lagi untuk terus menerus disakiti.
Akupun mencoba bangkit, melupakan segala pengkhianatan itu. Dan mencoba tuk membuka hati tuk menerima orang lain..
Hingga akhirnya, ketika dipenghujung waktuku yang tersisa sebagai siswi SMK, aku kembali berkomunikasi dengannya. Sungguh tak bisa kusangka. Cinta pertamaku sejak SMP, yang dulu telah hilang begitu saja dari pikiranku, kini hadir kembali.
Meskipun hanya berkomunikasi lewat facebook, namun aku senang dan tak menyangka semua ini akan terjadi. Permainan waktu begitu penuh misteri dan terkadang begitu mengejutkan. Entah skenario apa yang akhirnya akan terjadi setelah pertemuan ini.
Awal mulanya, aku lihat ada namanya di Friend Request facebookku. Aku pun penasaran, lalu aku confirm saja. Hingga akhirnya ia menyapaku lewat wall. Dan memulai komunikasi yang telah bertahun-tahun kandas. Ia meminta maaf padaku atas kesalahannya di masa lalu. Akupun hanya menjawab, bahwa aku sudah memaafkannya dan melupakan semua kejadian di masa lalu itu. Tapi, asal dia tau, aku masih terus memendam rasa kagum ini. Semua kenangan tentangnya masih tersimpan dalam ingatanku. Bahkan surat-surat darinya masih tersimpan rapi.
Ternyata, dia sudah beda. Tapi kebaikan dan kecerdasannya gak pernah berubah. Aku sering mengobrol dengannya lewat facebook. Hingga akhirnya, komunikasi kami berlanjut di sms..
Aku masih ingat saat aku sedang deg-degan menunggu surat kelulusan. Dialah yang sudah menemaniku. Dan meladeniku yang sedang galau itu. Dia sangat ramah dan lucu. Aku sering dihibur dan diberi pencerahan tatkala aku sedang galau.
Sampai pada akhirnya, dia diterima di sebuah PTN, dan harus meninggalkan kota ini. Dia mengajakku ketemuan sebelum akhirnya ia pergi. Akupun tak menolak ajakannya...
****
Akhirnya kamipun ketemuan. Setelah berpikir-pikir mau ketemu dimana. Akhirnya ia menjemputku di suatu tempat yang tidak jauh dari rumahku. Entah kenapa aku jadi deg-degan saat menunggu kedatangannya. Getaran apakah ini ya Tuhan? Berjuta pertanyaan sudah mengawan di benakku. Seperti apa ya dia sekarang? Apakah dia masih seperti yang dulu? Hmm, akupun menepis semua pertanyaan yang membuatku penasaran itu.
Yang ditunggu-tunggu ternyata datang juga. Aku kaget dan sekaligus senang saat berjumpa dengannya. Senyumnya. Aduh jadi bikin aku gerogi. Hehe.
Akupun bersalaman dengannya. Menanyakan kabar satu sama lain. Setelah itu, akupun jalan-jalan naik motor bersamanya. Entah kemana tujuan kami saat itu. Rasa bingung terus membuat aku jadi keki dengannya. Tapi untung aja di sepanjang jalan aku selalu mengobrol dengannya.
Entah angin darimana, akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Hmm dulu semenjak jadian pas SMP aku emang ga pernah jalan ama dia. Tapi kayanya benar-benar terbalas hari ini. Aku seneng bgt bisa singgah di rumahnya.
Kamipun terus bercengkrama satu sama lain. Hmm, suasana semakin begitu hangat. Aku merasa tambah dekat dengannya. Entah kenapa aku makin merasakan degupan yang dahsyat ini. Apa maksudnya ini? Apa aku masih mendambanya? Apa rasa yang seperti 5 tahun itu datang lagi? Entahlah aku tak mengerti. Aku akhirnya menjalani hari ini yang terus mengalir seperti air.
***
Hari berlalu begitu cepat, tak terasa akhirnya aku harus menyudahi perjumpaan kali ini dengannya. Rasanya berat banget buat berpisah dengannya. Entah kenapa aku merasa nyaman aja kalau di dekat dia.
Tapi... Yasudahlah, akhirnya aku pun diantarnya pulang..
***
Malam harinya, ia kembali mengirimku sms.
Nampaknya dia senang setelah berjumpa denganku. Di lubuk hatiku yang terdalam aku juga masih menyimpan rasa itu padanya. Dia mengisi hatiku yang telah lama kosong.. Aku sangat berharap dan berharap ia mengucapkan kalimat yang ku damba itu padaku...
Yang ditunggu-tunggu ternyata datang juga. Aku kaget dan sekaligus senang saat berjumpa dengannya. Senyumnya. Aduh jadi bikin aku gerogi. Hehe.
Akupun bersalaman dengannya. Menanyakan kabar satu sama lain. Setelah itu, akupun jalan-jalan naik motor bersamanya. Entah kemana tujuan kami saat itu. Rasa bingung terus membuat aku jadi keki dengannya. Tapi untung aja di sepanjang jalan aku selalu mengobrol dengannya.
Entah angin darimana, akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Hmm dulu semenjak jadian pas SMP aku emang ga pernah jalan ama dia. Tapi kayanya benar-benar terbalas hari ini. Aku seneng bgt bisa singgah di rumahnya.
Kamipun terus bercengkrama satu sama lain. Hmm, suasana semakin begitu hangat. Aku merasa tambah dekat dengannya. Entah kenapa aku makin merasakan degupan yang dahsyat ini. Apa maksudnya ini? Apa aku masih mendambanya? Apa rasa yang seperti 5 tahun itu datang lagi? Entahlah aku tak mengerti. Aku akhirnya menjalani hari ini yang terus mengalir seperti air.
***
Hari berlalu begitu cepat, tak terasa akhirnya aku harus menyudahi perjumpaan kali ini dengannya. Rasanya berat banget buat berpisah dengannya. Entah kenapa aku merasa nyaman aja kalau di dekat dia.
Tapi... Yasudahlah, akhirnya aku pun diantarnya pulang..
***
Malam harinya, ia kembali mengirimku sms.
Nampaknya dia senang setelah berjumpa denganku. Di lubuk hatiku yang terdalam aku juga masih menyimpan rasa itu padanya. Dia mengisi hatiku yang telah lama kosong.. Aku sangat berharap dan berharap ia mengucapkan kalimat yang ku damba itu padaku...
***
Aku terkejut dan tak menyangka dalam waktu beberapa hari setelah pertemuan pertama ia ternyata memiliki perasaan yang sama seperti 5 tahun yang lalu. Tapi inilah yang aku dambakan. Kalimat yang selalu ku tunggu tuk diucapkan oleh pujaan hatiku akhirnya terucap sudah. Aku senang. Tapi aku masih belum bisa memberikan jawaban untuknya. Aku pun meminta waktu untuk memikirkan jawabannya.
Cinta pertamaku di SMP yang dulu sangat aku puja, di saat aku sedang lugu-lugunya kini kembali lagi mengisi kehampaan hatiku. Entah perasaan apa yang selalu bercokol di hatiku ini. Apakah mungkin aku mencintainya lagi? Apakah dia benar-benar serius untuk memulai cerita cinta yang baru setelah lama kandas? Aku rasa ini terlalu cepat bagiku. Atau apakah memang harus cepat? Ah, aku pusing. Aku berpikir keras untuk kepastian hubungan ini. Tapi tetap saja, hati memang tidak bisa bohong. Memori indah tentangnya yang dulu terkubur dalam, kini harus ku bongkar lagi. Mungkin ini yang disebut cinta lama belum kelar.
Ternyata aku terbius oleh tatapan matanya. Bayangannya selalu hadir dalam lamunanku. Aku mencintainya lagi. Tuhan memang Maha pembolak-balik hati. Skenario hidupku memang unik sekali. Bertemu dengan cinta pertama setelah 5 tahun tak bertemu, kini kembali merajut tali cinta lagi. Aku sudah memantapkan hatiku. Ku buang jauh-jauh segala pikiran negatif tentangnya. Aku percaya dia masih seperti yang dulu. Masih baik hati dan setia. Aku percaya dia bukan tipe orang yang mempermainkan perasaan wanita. Bukan menjadikan aku pelarian sakit hatinya.
Oh.. Tuhan..
Andai benar dia jodohku.. Dekatkanlah selalu..
Tapi jika bukan..
Jauhkanlah dia dari hidupku..
Karena aku tak ingin sakit hati lagi oleh janji-janji palsu..
Semoga dia memang jodoh yg terbaik buat aku.
Amiin :)
0 komentar:
Posting Komentar
Please Leave Your Comment :)