Selasa, 24 Januari 2012
Selasa, 17 Januari 2012
PADAMU, KUMENGADU (Antologi Curhatan untuk Tuhan Karya Widyawati)
Ya Allah.
Malam ini, aku bersimpuh di hadapanmu. Di malam yang hening dan penuh kesyahduan-Mu. Dikala orang-orang telah lelap dalam tidur panjang mereka. Dikala jalanan sudah mulai sepi dari aktifitas manusia. Dikala malaikat-malaikat-Mu turun ke bumi tuk mendengar doa orang-orang yang sholeh. Aku masih terjaga di malam ini. Aku tak bisa memejamkan mataku malam ini. Aku masih teringat pada-Mu, Ya Rabb. Hanya engkaulah Yang Maha Besar dan tak pernah tidur.
Ya Allah.
Hidupku bagai roda yang terus berputar. Kadang di bawah, dan kadang di atas, begitulah kata pepatah. Aku begitu merasakannya kini. Bagaimana pahitnya dan kejamnya kehidupan di luar sana. Aku yang baru beranjak dewasa ini masih belum bisa terbiasa menghadapi ini sendiri. Bagaikan badai yang ingin mengombang-ambingkan pendirianku. Aku terus menerus mencoba untuk menahan tiap hempasan demi hempasan ombak rintangan kehidupan ini. Berbagai ujian dan cobaan melanda hidupku. Seolah-olah aku memang pantas tuk mendapatkan ini semua. Aku tak kuat Ya Allah menghadapi ini semua sendirian. Aku butuh engkau Ya Allah, sang Pemilik Jiwa Ragaku yang rapuh ini. Berikan aku sedikit saja kekuatan untuk berusaha tegar menjalani nasib hidup yang berat ini. Kesabaranku sudah di ujung tanduk. Aku hampir putus asa menghadapi ini. Aku tak kuasa menahan diri untuk menyerah melawan takdir. Aku pasrah pada-Mu, Ya Allah. Aku hanya berharap kelak akan ada keajaiban dari-Mu.
Ya Allah.
Engkau Maha Mendengar semua doa hamba-Mu. Walaupun hanya terucap dalam hatiku, namun kau mendengar semuanya. Kau Maha Mengetahui apa saja yang terjadi pada Hamba-Mu. Sedangkan aku, hanya makhluk ciptaan-Mu yang tak sempurna serta tak luput dari segala dosa dan ingkar pada-Mu. Aku sangat menyesali semua kelalaianku selama ini pada-Mu, Ya Allah. Aku sadar, betapa banyak nikmat yang engkau beri padaku selama ini. Namun aku telah lupa pada semua nikmat-Mu. Kini kau tegur aku dengan cobaan yang engkau ujikan padaku. Aku tersadar diriku telah menyia-nyiakan kehadiran-Mu yang selalu ada dalam hidupku. Aku terlalu larut dalam kegemerlapan dunia yang begitu menyilaukan mata hatiku. Aku melupakanmu, Yang Maha Memiliki segalanya di dunia ini. Aku sadar, segala nikmat yang engkau berikan padaku adalah titipanmu yang fana. Semua pemberianmu hanyalah cobaan bagiku. Apakah aku mampu bersyukur atau kufur pada-Mu?
Ya Allah.
Kini aku mengerti dan menyadari apa itu kebahagiaan dan kesengsaraan. Kebahagiaan dunia yang engkau berikan padaku hanyalah kebahagiaan sesaat dan menyesatkan jalan hidupku pada-Mu. Sehingga membuat aku melupakanmu. Kini aku dilanda kesengsaraan batin. Tiap hari jiwaku selalu gelisah, karena dosaku yang tak terhitung jumlahnya. Dosa-dosaku bagaikan pasir yang tertumpuk di gurun sahara yang gersang. Kebahagiaan dunia penuh dengan rayuan dan godaan syaitan yang engkau laknat. Sialnya, aku termakan segala bisikan dan rayuan mereka tuk membangkang pada-Mu. Astaghfirulloh aladzim! Sungguh, aku telah terperangkap dalam penjara kenistaan mereka. Aku meronta dalam penjara ini. Aku melolong minta tolong pada-Mu. Dengan sisa-sisa energi yang aku punya. Aku memohon pada-Mu, Ya Rabbul Karim. Bebaskan aku dari penjara terlaknat ini! Aku rindu dengan sentuhan kasih sayang-Mu yang begitu ikhlas memberi nikmat kebahagiaan yang sesungguhnya pada Hamba-Mu.
Ya Allah.
Diriku bagaikan seonggok sampah kecil yang berada di tengah luasnya jagat raya-Mu. Tiada guna dan tiada artinya kehidupanku ini. Diriku kini seolah-olah seperti sampah yang mencemarkan lingkungan. Mereka yang dulu memuja-mujaku, kini meninggalkanku bersama semua sisa-sisa yang aku miliki. Aku sudah tak berguna lagi bagi mereka. Mereka membuangku disaat aku sudah tak ada gunanya lagi. Mereka memperalat semua yang aku punya. Mereka mempermainkanku dengan semua kebahagiaan semu yang mereka berikan padaku. Kini, mereka sudah merebut segalanya. Kehormatan dan harta paling berharga yang aku punya telah mereka rampas. Bodohnya, aku tak kuasa memberontak tuk menghalau mereka semua! Sungguh aku menyesal telah terlanjur berada di jalan hidup yang jauh dari tangan-Mu. Kini tinggallah aku seorang diri. Tak punya apa-apa, hanya Engkaulah yang aku miliki. Hanya Engkaulah yang selalu setia berada di dekatku. Disaat aku jauh darimu sekalipun. Kini aku baru benar-benar menyadari arti kehadiran-Mu yang begitu berarti dalam kehidupanku. Tanpa-Mu, aku takkan pernah menjadi seseorang yang berarti.
Ya Allah.
Engkaulah Sang Maha Cinta. Takdir memang sudah terlanjur kau tetapkan dalam kitabmu pada hari sebelum semua makhlukmu tercipta. Sejak itulah semua tentang nasibku dan semua Hamba-Mu yang lain telah ditetapkan. Namun masih ada takdir yang dapat kuubah dengan tangan lemahku ini. Aku masih punya harapan untuk melawan takdir ini. Aku harus bangkit dan kembali maju untuk masa depanku. Aku tak boleh kalah oleh keputusasaan. Dan lagi-lagi, iblis terus merayuku untuk berputusasa. Astaghirullohaladzim! Lindungi aku Ya Allah dari segala bisikan dan godaan iblis laknatullah! Aku hanya ingin menjadi hamba-Mu yang ikhlas dan tawadu pada-Mu. Aku ingin seperti dulu ketika ku terlahir di dunia fana ini. Penuh dengan kesucian dan kasih sayang. Aku tahu, kini aku memang menjijikkan di mata-Mu. Tubuhku yang tiada daya ini telah berlumur dosa yang tak terkira.
Ya Allah.
Di keheningan Qiyamul Lail-Mu, aku bersujud dan akan terus bersujud di atas tanah ini. Memohon ampun atas segala khilafku yang entah sudah seberapa banyaknya. Aku tak kuat tuk memikul beban dosa ini sendirian. Malam ini, aku ingin mengetuk pintu Surga-Mu, Ya Allah. Izinkan aku Ya Allah, izinkan aku tuk memasuki pintu Firdaus-Mu yang kokoh dan kekal abadi itu. Hanya engkaulah satu-satunya tempatku mengadu saat ini. Tiada lain yang mampu mengobati perih hatiku akibat penyakit hati yang tak terobati ini. Selain belai kasih-Mu, Ya Allah. Aku memang tak berguna di dunia ini. Namun, apakah aku tak pantas merasakan indahnya nikmatmu yang agung? Aku hanya ingin bahagia. Aku ingin menunjukkan semua yang aku mampu. Aku ingin menunjukkan pada dunia bahwa aku masih berarti di dunia ini.
Ketika Masa Lalu Hadir Kembali
Dikutip dari notes FB ku
Ini adalah cerita tentang kisah cintaku dengan cinta pertamaku di SMP...
Aku tak pernah menyangka, cinta pertamaku dulu yang sempat kandas selama beberapa tahun yang lalu. Kini hadir kembali. Mengisi di dalam rongga-rongga hatiku yang telah lama hampa oleh kehadiran sang cinta sejati. Kehadirannya kini, membuat hidupku jauh lebih indah dan bermakna. Dia menghadirkan sejuta makna dan warna-warni kehidupan padaku yang telah lama suram oleh kelamnya patah hati. Aku jadi teringat masa lalu ku dulu bersama dia, di kala masih dini untuk mengenal cinta. Cinta lokasi. Ya, itulah yang kurasa. Seringnya berjumpa di kelas dan saling mengenal diri masing-masing, membuatku menyimpan segala kekaguman dan ketertarikanku padanya. Dia mampu menggugah hatiku. Dia benar-benar berhasil menghipnotisku dengan kecerdasan dan keramahannya. Sudah cukup lama aku pendam rasa itu, hingga aku benar-benar tak mampu lagi membendung rasa cinta ini. Semua perhatianku yang bermula dari rasa kagum kini berubah menjadi rasa cinta. Walaupun dulu aku tak mengerti apa itu cinta, tapi berkat dia, aku akhirnya tahu seberapa dahsyat rasa itu menyerang hati dan otakku. Senyumannya bak embun segar di pagi hari. Keelokan hatinya mampu membius hatiku. Cinta itu buta, aku tak bisa meraba hatinya. Ku lihat sikap dia yang tak begitu menggubrisku. Biasa saja seperti teman yang lainnya. Tapi disini, aku berharap lebih padanya. Aku ingin memilikinya. Tiap malam, tak hentinya ia selalu hadir dalam lamunan dan semua mimpi indahku. Aku terlalu mencintaimu. Hingga ku tak mampu tuk mengungkapkan rasa ini. Setiap hari, hal yang membuatku semangat untuk menimba ilmu adalah bertemu dengannya. Menikmati keramahannya. Walau hanya bisa ku nikmati dari kejauhan..
Namun itu cukup untukku rasakan.
Ah, andai kau tau perasaanku pada saat itu..
Namun itu cukup untukku rasakan.
Ah, andai kau tau perasaanku pada saat itu..
******
Ku masih membuka histori lalu tentangnya. Dikala aku sangat memujanya dan mengagumi sosoknya. Hingga berjuta kata tertorehkan diatas carik demi carik kertas dan buku diaryku. Semuanya tentang kekagumanku padanya. Semuanya tentang penggambaran sosoknya yang begitu deskritif. Memenuhi tiap lembar diaryku. Kemanapun aku, dan dimanapun aku selalu teringat padanya. Berbulan-bulan ku pendam rasa ini. Berbulan-bulan aku hanya bercerita dengan pena. Tiap malam, sebelum beranjak tidur, selalu saja aku mengadu pada Tuhan dan diaryku. Tentang hari indah yang ku lewati dengan senyumnya. Berbagai kejadian yang membuatku bahagia selalu aku curahkan pada si diary. Entahlah, aku tak tau sudah berapa kali tertulis namanya di diaryku. Jika diaryku bisa berbicara, mungkin ia akan bosan dan menyuruhku tuk berhenti menulis tentangnya. Tapi ku dapati, diary tetap terus menerima apapun tulisanku. Baik tentang kisah sedih ataupun senangku. Disaat marah dan jengkelpun, sang diary tetap sabar meladeniku yang tak tau harus menceritakan ini semua pada siapa.
Sampai akhirnya, aku telah bosan tuk mengungkapkan ini semua di atas kertas. Ku beranikan diri menumpahkan segala isi hati dan perasaanku dengannya pada seorang temanku. Sudah bisa ku tebak apa responnya, pasti kaget dan tak percaya dengan apa yang ku katakan. Daan yang menyebalkannya adalah dia malah mentertawakanku seolah-olah aku sedang mengguyon. Aku kesal namun aku senang dan lega bisa mengungkapkan ini semua. Toh akhirnya lama-kelamaan berkat teman-temanku juga akhirnya aku bisa melakukan pendekatan dengannya. Hingga akhirnya, hari yang paling indah itu datang..
Sampai akhirnya, aku telah bosan tuk mengungkapkan ini semua di atas kertas. Ku beranikan diri menumpahkan segala isi hati dan perasaanku dengannya pada seorang temanku. Sudah bisa ku tebak apa responnya, pasti kaget dan tak percaya dengan apa yang ku katakan. Daan yang menyebalkannya adalah dia malah mentertawakanku seolah-olah aku sedang mengguyon. Aku kesal namun aku senang dan lega bisa mengungkapkan ini semua. Toh akhirnya lama-kelamaan berkat teman-temanku juga akhirnya aku bisa melakukan pendekatan dengannya. Hingga akhirnya, hari yang paling indah itu datang..
****
9 Desember 2006
Hari yang tercatat dalam diaryku sebagai hari terindahku bersamanya. Sebab hari itulah aku resmi jadian dengannya. Ini semua berkat bantuan teman-temanku yang selalu mendukungku dan membantuku tuk pdkt dengannya. Melalui secarik surat itulah kisah cintaku dengannya dimulai. Hari demi hari aku semakin dekat dengannya. Tiap hari aku bersemangat tuk datang ke sekolah. Tiap ada kesempatan, kami berbincang-bincang di kelas. Komunikasi kamipun tak sampai disitu saja. Dia sering menelponku tuk sekedar menanyakan kabar dan rutinitas apa yang sedang aku kerjakan. Ia begitu perhatian padaku. Sikapnya yang polos membuatku semakin menyayanginya. Aku yang baru mengenal apa itu cinta kini banyak belajar melaluinya. Memang, ia tak begitu pandai merangkai kata-kata romantis atau memberiku hadiah yang mahal. Namun melihat senyumnya saja sudah sangat cukup membuat hatiku bahagia.
Aku tahu, awalnya mungkin ia masih belum terbiasa denganku. Namun lama-kelamaan kulihat itu dibalik matanya. Kulihat ada cinta dan kasih sayangnya yang tulus untukku.
Hari demi hari berlalu. Berganti dengan minggu. Minggu demi minggu pun telah berlalu. Berganti dengan bulan yang terus bergerak maju.
Begitu banyak kisah yang terjadi di sepanjang jalan kisah cintaku. Mulai dari cemburu, kangen, marah, senang, sedih dll. Semuanya campur aduk dan menjadi indah pada akhirnya. Karena semua cobaan dan berbagai rintangan itulah yang membuat kisah ini semakin indah.
Tiap malam, sebelum ku beranjak tidur aku selalu memikirkannya. Mendoakannya agar selalu sehat dan bahagia. Aku berharap cinta pertamaku itulah yang akan jadi terakhir untukku...
Hari yang tercatat dalam diaryku sebagai hari terindahku bersamanya. Sebab hari itulah aku resmi jadian dengannya. Ini semua berkat bantuan teman-temanku yang selalu mendukungku dan membantuku tuk pdkt dengannya. Melalui secarik surat itulah kisah cintaku dengannya dimulai. Hari demi hari aku semakin dekat dengannya. Tiap hari aku bersemangat tuk datang ke sekolah. Tiap ada kesempatan, kami berbincang-bincang di kelas. Komunikasi kamipun tak sampai disitu saja. Dia sering menelponku tuk sekedar menanyakan kabar dan rutinitas apa yang sedang aku kerjakan. Ia begitu perhatian padaku. Sikapnya yang polos membuatku semakin menyayanginya. Aku yang baru mengenal apa itu cinta kini banyak belajar melaluinya. Memang, ia tak begitu pandai merangkai kata-kata romantis atau memberiku hadiah yang mahal. Namun melihat senyumnya saja sudah sangat cukup membuat hatiku bahagia.
Aku tahu, awalnya mungkin ia masih belum terbiasa denganku. Namun lama-kelamaan kulihat itu dibalik matanya. Kulihat ada cinta dan kasih sayangnya yang tulus untukku.
Hari demi hari berlalu. Berganti dengan minggu. Minggu demi minggu pun telah berlalu. Berganti dengan bulan yang terus bergerak maju.
Begitu banyak kisah yang terjadi di sepanjang jalan kisah cintaku. Mulai dari cemburu, kangen, marah, senang, sedih dll. Semuanya campur aduk dan menjadi indah pada akhirnya. Karena semua cobaan dan berbagai rintangan itulah yang membuat kisah ini semakin indah.
Tiap malam, sebelum ku beranjak tidur aku selalu memikirkannya. Mendoakannya agar selalu sehat dan bahagia. Aku berharap cinta pertamaku itulah yang akan jadi terakhir untukku...
****
Waktu terus berlalu. Berbulan-bulan kujalin tali cinta bersamanya. Ternyata gak selamanya mulus dan lancar. Semuanya pasti memiliki hambatan dan rintangan yang senantiasa datang tuk menguji kekuatan tali yang kita untai bersama. Akhirnya semua berlalu dengan lancar.
Ga terasa akhirnya naik ke tingkat 2. Akupun pisah kelas dengannya. Cobaanpun datang lagi. Tapi ini lebih parah. Jarangnya bertemu membuat komunikasi jadi terganggu. Perhatian yang dulu selalu ada kini terasa memudar. Kesepian dan kesendirian mulai menemani hari-hariku. Hatiku seolah kosong tanpa ada dia disisiku. Aku gak sanggup hidup sendiri.
Gantung, ya mungkin itulah yang terjadi. Entah apa kejelasan dari hubungan ku dengannya. Tiada kabar dan perhatian seperti dulu. 9 bulan sudah cukup bagiku.
September, bulan itu sudah cukup sampai disitu hubungan kami. Tutup buku sudah semua dongeng klasik ku bersamanya. Semuanya berakhir. Bahkan air mata pun seolah mengering. Tiada lagi keceriaan dan semangat seperti dulu. Kini berganti dengan amarah serta kekecewaan.
Aku pun berusaha membuka lembar baru. Memulai tuk mengukir cerita baru tanpanya. Yaa, semua yang tertulis tentangnya aku simpan dalam-dalam. Membiarkan semua ini terkubur, entah sampai kapan. Mungkin suatu saat aku bisa kembali mengukir cerita bersamanya lagi. Ah, mungkin saja. Belum tentu dan harapannya terlalu tipis.
Aku berusaha untuk mencoba bangkit dan memulai kesibukan baru.
Menjadi pengurus OSIS, ya itulah yang terjadi. Aku pun bersyukur bisa jadi bagian dari OSIS di sekolahku. Lumayanlah untuk menyibukkan diri dengan hal bermanfaat. Hingga ku bisa melupakan masa lalu itu.
Namun, ketika tiap kali aku berpapasan dengannya di koridor sekolah. Lidah ini terasa kelu, tiada sapa. Tiada senyum dari bibirnya. Seolah-olah aku tak ada. Aku sedih melihatnya yang berubah begitu drastis. Tapi aku selalu sabar menghadapinya. Roda kehidupan memang selalu berputar.
Sampai akhirnya aku bisa benar-benar melupakannya!
Dan bertahun-tahun pun tak ada lagi komunikasi. Lost contact pun terjadi. Aku kehilangan jejak hidupnya. Terkadang aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimanakah kabarnya? Apakah ia disana baik-baik saja? Apakah dia masih mengingatku? Dan, apakah dia masih mencintaiku?
Ga terasa akhirnya naik ke tingkat 2. Akupun pisah kelas dengannya. Cobaanpun datang lagi. Tapi ini lebih parah. Jarangnya bertemu membuat komunikasi jadi terganggu. Perhatian yang dulu selalu ada kini terasa memudar. Kesepian dan kesendirian mulai menemani hari-hariku. Hatiku seolah kosong tanpa ada dia disisiku. Aku gak sanggup hidup sendiri.
Gantung, ya mungkin itulah yang terjadi. Entah apa kejelasan dari hubungan ku dengannya. Tiada kabar dan perhatian seperti dulu. 9 bulan sudah cukup bagiku.
September, bulan itu sudah cukup sampai disitu hubungan kami. Tutup buku sudah semua dongeng klasik ku bersamanya. Semuanya berakhir. Bahkan air mata pun seolah mengering. Tiada lagi keceriaan dan semangat seperti dulu. Kini berganti dengan amarah serta kekecewaan.
Aku pun berusaha membuka lembar baru. Memulai tuk mengukir cerita baru tanpanya. Yaa, semua yang tertulis tentangnya aku simpan dalam-dalam. Membiarkan semua ini terkubur, entah sampai kapan. Mungkin suatu saat aku bisa kembali mengukir cerita bersamanya lagi. Ah, mungkin saja. Belum tentu dan harapannya terlalu tipis.
Aku berusaha untuk mencoba bangkit dan memulai kesibukan baru.
Menjadi pengurus OSIS, ya itulah yang terjadi. Aku pun bersyukur bisa jadi bagian dari OSIS di sekolahku. Lumayanlah untuk menyibukkan diri dengan hal bermanfaat. Hingga ku bisa melupakan masa lalu itu.
Namun, ketika tiap kali aku berpapasan dengannya di koridor sekolah. Lidah ini terasa kelu, tiada sapa. Tiada senyum dari bibirnya. Seolah-olah aku tak ada. Aku sedih melihatnya yang berubah begitu drastis. Tapi aku selalu sabar menghadapinya. Roda kehidupan memang selalu berputar.
Sampai akhirnya aku bisa benar-benar melupakannya!
Dan bertahun-tahun pun tak ada lagi komunikasi. Lost contact pun terjadi. Aku kehilangan jejak hidupnya. Terkadang aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimanakah kabarnya? Apakah ia disana baik-baik saja? Apakah dia masih mengingatku? Dan, apakah dia masih mencintaiku?
***
Lulus dari SMP, aku mulai memasuki dunia yang baru. Seakan-akan masa laluku terlupakan begitu saja. Hingga akhirnya aku menemukan teman-teman baru, guru-guru baru dan juga seseorang yang pernah jadi bagian dalam hidupku.
Awalnya aku masih fine-fine saja menjalani hidup sebagai siswa SMK. Namun lama-kelamaan, aku mulai didera oleh berbagai macam cobaan. Sifatku yang masih labil (ababil) terus bergejolak. Seiring dengan bertambahnya usia. Berbagai kisah cinta terjadi di dunia baruku. Cinlok ama temen sekelas, pacaran ama temen beda jurusan, dikhianati, dibohongi, putus cinta, de el el.
Semua masalah itu selalu membuatku semakin tegar dan terus berjuang tuk tetap semangat. Hingga akhirnya, aku sudah tak kuat lagi untuk terus menerus disakiti.
Akupun mencoba bangkit, melupakan segala pengkhianatan itu. Dan mencoba tuk membuka hati tuk menerima orang lain..
Hingga akhirnya, ketika dipenghujung waktuku yang tersisa sebagai siswi SMK, aku kembali berkomunikasi dengannya. Sungguh tak bisa kusangka. Cinta pertamaku sejak SMP, yang dulu telah hilang begitu saja dari pikiranku, kini hadir kembali.
Meskipun hanya berkomunikasi lewat facebook, namun aku senang dan tak menyangka semua ini akan terjadi. Permainan waktu begitu penuh misteri dan terkadang begitu mengejutkan. Entah skenario apa yang akhirnya akan terjadi setelah pertemuan ini.
Awal mulanya, aku lihat ada namanya di Friend Request facebookku. Aku pun penasaran, lalu aku confirm saja. Hingga akhirnya ia menyapaku lewat wall. Dan memulai komunikasi yang telah bertahun-tahun kandas. Ia meminta maaf padaku atas kesalahannya di masa lalu. Akupun hanya menjawab, bahwa aku sudah memaafkannya dan melupakan semua kejadian di masa lalu itu. Tapi, asal dia tau, aku masih terus memendam rasa kagum ini. Semua kenangan tentangnya masih tersimpan dalam ingatanku. Bahkan surat-surat darinya masih tersimpan rapi.
Ternyata, dia sudah beda. Tapi kebaikan dan kecerdasannya gak pernah berubah. Aku sering mengobrol dengannya lewat facebook. Hingga akhirnya, komunikasi kami berlanjut di sms..
Aku masih ingat saat aku sedang deg-degan menunggu surat kelulusan. Dialah yang sudah menemaniku. Dan meladeniku yang sedang galau itu. Dia sangat ramah dan lucu. Aku sering dihibur dan diberi pencerahan tatkala aku sedang galau.
Sampai pada akhirnya, dia diterima di sebuah PTN, dan harus meninggalkan kota ini. Dia mengajakku ketemuan sebelum akhirnya ia pergi. Akupun tak menolak ajakannya...
Awalnya aku masih fine-fine saja menjalani hidup sebagai siswa SMK. Namun lama-kelamaan, aku mulai didera oleh berbagai macam cobaan. Sifatku yang masih labil (ababil) terus bergejolak. Seiring dengan bertambahnya usia. Berbagai kisah cinta terjadi di dunia baruku. Cinlok ama temen sekelas, pacaran ama temen beda jurusan, dikhianati, dibohongi, putus cinta, de el el.
Semua masalah itu selalu membuatku semakin tegar dan terus berjuang tuk tetap semangat. Hingga akhirnya, aku sudah tak kuat lagi untuk terus menerus disakiti.
Akupun mencoba bangkit, melupakan segala pengkhianatan itu. Dan mencoba tuk membuka hati tuk menerima orang lain..
Hingga akhirnya, ketika dipenghujung waktuku yang tersisa sebagai siswi SMK, aku kembali berkomunikasi dengannya. Sungguh tak bisa kusangka. Cinta pertamaku sejak SMP, yang dulu telah hilang begitu saja dari pikiranku, kini hadir kembali.
Meskipun hanya berkomunikasi lewat facebook, namun aku senang dan tak menyangka semua ini akan terjadi. Permainan waktu begitu penuh misteri dan terkadang begitu mengejutkan. Entah skenario apa yang akhirnya akan terjadi setelah pertemuan ini.
Awal mulanya, aku lihat ada namanya di Friend Request facebookku. Aku pun penasaran, lalu aku confirm saja. Hingga akhirnya ia menyapaku lewat wall. Dan memulai komunikasi yang telah bertahun-tahun kandas. Ia meminta maaf padaku atas kesalahannya di masa lalu. Akupun hanya menjawab, bahwa aku sudah memaafkannya dan melupakan semua kejadian di masa lalu itu. Tapi, asal dia tau, aku masih terus memendam rasa kagum ini. Semua kenangan tentangnya masih tersimpan dalam ingatanku. Bahkan surat-surat darinya masih tersimpan rapi.
Ternyata, dia sudah beda. Tapi kebaikan dan kecerdasannya gak pernah berubah. Aku sering mengobrol dengannya lewat facebook. Hingga akhirnya, komunikasi kami berlanjut di sms..
Aku masih ingat saat aku sedang deg-degan menunggu surat kelulusan. Dialah yang sudah menemaniku. Dan meladeniku yang sedang galau itu. Dia sangat ramah dan lucu. Aku sering dihibur dan diberi pencerahan tatkala aku sedang galau.
Sampai pada akhirnya, dia diterima di sebuah PTN, dan harus meninggalkan kota ini. Dia mengajakku ketemuan sebelum akhirnya ia pergi. Akupun tak menolak ajakannya...
****
Akhirnya kamipun ketemuan. Setelah berpikir-pikir mau ketemu dimana. Akhirnya ia menjemputku di suatu tempat yang tidak jauh dari rumahku. Entah kenapa aku jadi deg-degan saat menunggu kedatangannya. Getaran apakah ini ya Tuhan? Berjuta pertanyaan sudah mengawan di benakku. Seperti apa ya dia sekarang? Apakah dia masih seperti yang dulu? Hmm, akupun menepis semua pertanyaan yang membuatku penasaran itu.
Yang ditunggu-tunggu ternyata datang juga. Aku kaget dan sekaligus senang saat berjumpa dengannya. Senyumnya. Aduh jadi bikin aku gerogi. Hehe.
Akupun bersalaman dengannya. Menanyakan kabar satu sama lain. Setelah itu, akupun jalan-jalan naik motor bersamanya. Entah kemana tujuan kami saat itu. Rasa bingung terus membuat aku jadi keki dengannya. Tapi untung aja di sepanjang jalan aku selalu mengobrol dengannya.
Entah angin darimana, akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Hmm dulu semenjak jadian pas SMP aku emang ga pernah jalan ama dia. Tapi kayanya benar-benar terbalas hari ini. Aku seneng bgt bisa singgah di rumahnya.
Kamipun terus bercengkrama satu sama lain. Hmm, suasana semakin begitu hangat. Aku merasa tambah dekat dengannya. Entah kenapa aku makin merasakan degupan yang dahsyat ini. Apa maksudnya ini? Apa aku masih mendambanya? Apa rasa yang seperti 5 tahun itu datang lagi? Entahlah aku tak mengerti. Aku akhirnya menjalani hari ini yang terus mengalir seperti air.
***
Hari berlalu begitu cepat, tak terasa akhirnya aku harus menyudahi perjumpaan kali ini dengannya. Rasanya berat banget buat berpisah dengannya. Entah kenapa aku merasa nyaman aja kalau di dekat dia.
Tapi... Yasudahlah, akhirnya aku pun diantarnya pulang..
***
Malam harinya, ia kembali mengirimku sms.
Nampaknya dia senang setelah berjumpa denganku. Di lubuk hatiku yang terdalam aku juga masih menyimpan rasa itu padanya. Dia mengisi hatiku yang telah lama kosong.. Aku sangat berharap dan berharap ia mengucapkan kalimat yang ku damba itu padaku...
Yang ditunggu-tunggu ternyata datang juga. Aku kaget dan sekaligus senang saat berjumpa dengannya. Senyumnya. Aduh jadi bikin aku gerogi. Hehe.
Akupun bersalaman dengannya. Menanyakan kabar satu sama lain. Setelah itu, akupun jalan-jalan naik motor bersamanya. Entah kemana tujuan kami saat itu. Rasa bingung terus membuat aku jadi keki dengannya. Tapi untung aja di sepanjang jalan aku selalu mengobrol dengannya.
Entah angin darimana, akhirnya aku tiba di depan rumahnya. Hmm dulu semenjak jadian pas SMP aku emang ga pernah jalan ama dia. Tapi kayanya benar-benar terbalas hari ini. Aku seneng bgt bisa singgah di rumahnya.
Kamipun terus bercengkrama satu sama lain. Hmm, suasana semakin begitu hangat. Aku merasa tambah dekat dengannya. Entah kenapa aku makin merasakan degupan yang dahsyat ini. Apa maksudnya ini? Apa aku masih mendambanya? Apa rasa yang seperti 5 tahun itu datang lagi? Entahlah aku tak mengerti. Aku akhirnya menjalani hari ini yang terus mengalir seperti air.
***
Hari berlalu begitu cepat, tak terasa akhirnya aku harus menyudahi perjumpaan kali ini dengannya. Rasanya berat banget buat berpisah dengannya. Entah kenapa aku merasa nyaman aja kalau di dekat dia.
Tapi... Yasudahlah, akhirnya aku pun diantarnya pulang..
***
Malam harinya, ia kembali mengirimku sms.
Nampaknya dia senang setelah berjumpa denganku. Di lubuk hatiku yang terdalam aku juga masih menyimpan rasa itu padanya. Dia mengisi hatiku yang telah lama kosong.. Aku sangat berharap dan berharap ia mengucapkan kalimat yang ku damba itu padaku...
***
Aku terkejut dan tak menyangka dalam waktu beberapa hari setelah pertemuan pertama ia ternyata memiliki perasaan yang sama seperti 5 tahun yang lalu. Tapi inilah yang aku dambakan. Kalimat yang selalu ku tunggu tuk diucapkan oleh pujaan hatiku akhirnya terucap sudah. Aku senang. Tapi aku masih belum bisa memberikan jawaban untuknya. Aku pun meminta waktu untuk memikirkan jawabannya.
Cinta pertamaku di SMP yang dulu sangat aku puja, di saat aku sedang lugu-lugunya kini kembali lagi mengisi kehampaan hatiku. Entah perasaan apa yang selalu bercokol di hatiku ini. Apakah mungkin aku mencintainya lagi? Apakah dia benar-benar serius untuk memulai cerita cinta yang baru setelah lama kandas? Aku rasa ini terlalu cepat bagiku. Atau apakah memang harus cepat? Ah, aku pusing. Aku berpikir keras untuk kepastian hubungan ini. Tapi tetap saja, hati memang tidak bisa bohong. Memori indah tentangnya yang dulu terkubur dalam, kini harus ku bongkar lagi. Mungkin ini yang disebut cinta lama belum kelar.
Ternyata aku terbius oleh tatapan matanya. Bayangannya selalu hadir dalam lamunanku. Aku mencintainya lagi. Tuhan memang Maha pembolak-balik hati. Skenario hidupku memang unik sekali. Bertemu dengan cinta pertama setelah 5 tahun tak bertemu, kini kembali merajut tali cinta lagi. Aku sudah memantapkan hatiku. Ku buang jauh-jauh segala pikiran negatif tentangnya. Aku percaya dia masih seperti yang dulu. Masih baik hati dan setia. Aku percaya dia bukan tipe orang yang mempermainkan perasaan wanita. Bukan menjadikan aku pelarian sakit hatinya.
Oh.. Tuhan..
Andai benar dia jodohku.. Dekatkanlah selalu..
Tapi jika bukan..
Jauhkanlah dia dari hidupku..
Karena aku tak ingin sakit hati lagi oleh janji-janji palsu..
Semoga dia memang jodoh yg terbaik buat aku.
Amiin :)
Rindu dan Penantian
Sebuah puisi tentang penantian seorang wanita yang menjalani hubungan cinta jarak jauh (LDR)
Perpisahan..
Tak pernah kuinginkan.
Tak pernah kuharapkan.
Tak terlintas dalam pikiran.
Tetapi..
Semua sudah terjadi begitu saja..
Tuhan menakdirkan kita..
Untuk berpisah oleh jarak.
Meskipun begitu..
Hati kita tetap selalu dekat meski dari jarak yang jauh.
Wajahmu tak dapat kusentuh oleh tanganku..
Tapi, hatimu selalu tergenggam erat oleh hatiku.
Saatku merindukan dekapan hangat mu..
Ku hanya bisa memeluk erat bayangmu dalam sepiku.
Saatku ingin bercengkrama denganmu..
Ku hanya bisa berteman dengan kesunyian..
Saatku butuh dirimu..
Ku hanya bisa bersabar dan menyadari..
Bahwa kau tak ada di sampingku saat ini..
Saat kau sibuk dengan urusanmu..
Ku hanya bisa sabar menanti dirimu..
Rindu..
Hanya itu yang selalu aku rasakan.
Tatkala perpisahan ini tak kunjung berakhir.
Seiring dengan tetes demi tetes air mata yang mengalir dari mataku.
Menganak sungai hingga menjadi lautan rindu yang dalam dan luas.
Lautan rindu sudah kubendung.
Hingga rasanya tak cukup tuk menampung semua rindu ku selama ini.
Ku bergulat dengan kesabaran..
Kesetiaan dan pengorbanan selalu ku kerahkan.
Walau banyak rintangan dan godaan yang menghadang.
Ku kan berusaha untuk tetap setia pada satu hati, untukmu.
Yang jauh di sana..
Yang sedang berjuang untuk masa depanmu..
Dan akupun berusaha untuk tetap mengerti..
Tentang arti perbedaan jarak dalam hidup
kita..
Perpisahan..
Tak pernah kuinginkan.
Tak pernah kuharapkan.
Tak terlintas dalam pikiran.
Tetapi..
Semua sudah terjadi begitu saja..
Tuhan menakdirkan kita..
Untuk berpisah oleh jarak.
Meskipun begitu..
Hati kita tetap selalu dekat meski dari jarak yang jauh.
Wajahmu tak dapat kusentuh oleh tanganku..
Tapi, hatimu selalu tergenggam erat oleh hatiku.
Saatku merindukan dekapan hangat mu..
Ku hanya bisa memeluk erat bayangmu dalam sepiku.
Saatku ingin bercengkrama denganmu..
Ku hanya bisa berteman dengan kesunyian..
Saatku butuh dirimu..
Ku hanya bisa bersabar dan menyadari..
Bahwa kau tak ada di sampingku saat ini..
Saat kau sibuk dengan urusanmu..
Ku hanya bisa sabar menanti dirimu..
Rindu..
Hanya itu yang selalu aku rasakan.
Tatkala perpisahan ini tak kunjung berakhir.
Seiring dengan tetes demi tetes air mata yang mengalir dari mataku.
Menganak sungai hingga menjadi lautan rindu yang dalam dan luas.
Lautan rindu sudah kubendung.
Hingga rasanya tak cukup tuk menampung semua rindu ku selama ini.
Ku bergulat dengan kesabaran..
Kesetiaan dan pengorbanan selalu ku kerahkan.
Walau banyak rintangan dan godaan yang menghadang.
Ku kan berusaha untuk tetap setia pada satu hati, untukmu.
Yang jauh di sana..
Yang sedang berjuang untuk masa depanmu..
Dan akupun berusaha untuk tetap mengerti..
Tentang arti perbedaan jarak dalam hidup
kita..
LDR: (L)amanya (D)irimu Me(R)antau
By: Widyawati (@Widyaahw)
My True LDR story with Hasannudin (@Hasaanhw)
Kisah LDR ku bermula ketika aku CLBK alias (Cinta Lama Belum Kelar) dengan mantanku (red: cinta pertamaku) sejak SMP. Setelah lebih dari 4 tahun terputus komunikasi karena terpisah sekolah, karena dia lanjut SMA dan aku lanjut SMK. Aku kembali bertemu lagi dengannya dan merajut kembali kisah cinta lama dengannya ketika memulai pertemanan di jejaring sosial kepunyaan Mark Zuckerberg.
Awalnya bermula dari friend request dari profile facebooknya. Lalu aku tersentak kaget melihat akun facebooknya. Aku tak percaya bisa ketemu dia lagi meskipun hanya lewat dunia maya. Aku jadi ingat 4 tahun yang lalu. Ketika aku berkisah asmara dengannya disaat masih cupu-cupunya dan masih polos bak anak ingusan. Aku pun meng-confirm friend request dia.
Setelah aku berteman dengannya di facebook. Ia mulai sering menyapaku lewat wall. Ia menanyakan kabarku. Ia juga meminta maaf padaku atas kesalahannya di masa lampau. Tapi aku hanya bisa membalasnya, bahwa aku sudah memaafkan dia dengan ikhlas dan sudah tidak mempermasalahkan kesalahannya yang dulu. Anggap saja itu pembelajaran untuk masa depan. Aku merasa seperti mulai dari nol lagi untuk dekat kembali dengannya. Seperti baru kenal saja. Ia sangat kaku padaku. Aku tak menyangka ternyata bertahun-tahun tidak ketemu sangat mempengaruhi komunikasi. Wall demi wall antara aku dengannya terukir sudah di facebookku menjadi sebuah ukiran sejarah baru dalam hidupku. Hmm mungkin dia ingin lebih dekat lagi denganku, dengan cara meminta no handphone ku. Tanpa pikir panjang, aku kasih aja. Ya hitung-hitung buat teman sms biar ga kesepian.
Saat aku pendekatan dengannya adalah ketika masa-masa kelulusan SMK. Disaat hari pembagian surat kelulusan, ada dia yang menemaniku menunggu surat yang tak kunjung datang. Ya meskipun hanya bisa menemani lewat sms. Tapi ini sudah cukup membuatku senang. Ia sabar banget meladeniku yang bawel dan ga sabaran menunggu. Tiap kali aku mendumel, ia selalu menasehatiku dengan sabar. Seketika hatiku jadi tenang dan senang. Ternyata masih ada yang mempedulikanku.
Hubunganku dengannya jadi semakin dekat, sms demi sms pun tak bosan ia kirimkan padaku. Mulai dari sekedar ngucapin "Met pagi" atau "Met bobo" hingga akhirnya ia berkata "Gue penasaran sama lo yang sekarang kaya gimana ya? Jadi pengen ketemu." Nah loh! Kayaknya ini pancingan buat ngajakin ketemuan nih. Ternyata benar, gak lama kemudian dia ngajakin aku ketemuan. Padahal dia masih sibuk ngurusin ospek kuliahnya. Tapi entah kenapa, akhirnya aku bisa bertemu dengannya. Ia ngajakin aku ke rumahnya. Lalu kita ngobrol-ngobrol. Banyaaak banget hal yang kita obrolin. Tak terasa kekakuanku selama ini ke dia ternyata merenggang juga. Ternyata dia makin asik juga orangnya. Entah kenapa aku jadi tertarik dan kagum sama sosoknya yang menghibur dan kharismatik. Aku rindu masa-masa SMP ketika bersamanya. Ah aku jadi mengharapkan cintanya seperti yang dulu. Tapi, apakah mungkin? Aku memendam perasaanku yang sudah terkubur bertahun--tahun lamanya dan ternyata membongkarnya lagi. Hingga aku merasakan seperti pertama bertemu. Ah aku jatuh cinta lagi padanya. Ketika aku bertemu dengannya, aku selalu curi-curi pandang dengannya. Begitupun dia, selalu menatapku dengan tatapan yang membuatku melting. Ohmaigaatt, inikah CLBK??
Setelah ketemuan yang pertama, berlanjutlah ke pertemuan-pertemuan selanjutnya. Hingga pada pertemuan yang ketiga, ia ternyata menyatakan perasaan cintanya padaku. Ohmaigaaat, sungguh luar biasa. Bertahun-tahun berpisah darinya, kini aku harus memulainya lagi? Dan disaat aku harus terpisah jarak dengannya. Ini adalah suratan nasib cintaku. Entah aku harus bersyukur atau menyesalinya. Cinta memang tak mengenal jarak, meskipun jauhnya tak bisa diukur. Aku dengan senang hati menjalani kisah perjalanan cinta jarak jauh dengannya. Mengukir kisah asmara yang indah bersamanya.
Semenjak aku jadian dengannya, lebih tepat cilebek. Aku menjadi makin sayang dengannya. Aku sangat bersyukur bisa memiliki seseorang yang mampu memahamiku apa adanya. Ia bukan hanya sekedar pacar buatku. Tapi aku menganggapnya kekasih, sahabat sejati dan bahkan seorang suami untukku. Ia selalu memberiku nasihat padaku yang masih labil. Menyenangkan sekali memiliki seseorang yang berpikiran dewasa dan selalu membuatku bahagia.
Aku tau, disetiap hubungan pasti takkan berjalan mulus. Pasti selalu ada batu kerikil yang merintanginya. Begitupun dengan hubunganku dengannya, dibalik kemesraan kami ternyata ada masalah yang sering membumbui hubungan kami. Mulai dari masalah sepele hingga masalah serius. Namun dengan kepala dingin dan dengan pemikiran yang dewasa, akhirnya semua masalah dapat terselesaikan. Dan kami tetap melanjutkan kebahagiaan ini dengan penuh rasa optimis. Bahwa kami akan tetap terus bersatu meskipun jarak menjadi penghalang.
Dan disaat tahun ajaran baru mulai, aku berpisah dengannya. Aku harus bersabar selama 4 tahun terpisah jarak dengannya karena kampus kami berbeda. Aku di bekasi, dia merantau di kota hujan, bogor. Selama masih ada komunikasi, aku percaya padanya. Aku belajar banyak hal dari hubungan jarak jauh ini:
· Pertama, uang jajan makin boros karena pengeluaran pulsa lebih banyak. Karena LDR ga bisa lepas dari komunikasi. Baik itu lewat telepon, sms, chatting ataupun facebook. Tapi selama masih bisa menyikapinya, pasti pengeluaran tidak terlalu boros. Seseorang yang bener-bener cinta juga pasti akan mengorbankan yang satu ini untuk tetap bertahan.
· Kesetiaan, kejujuran dan kesabaran benar-benar diuji. Meskipun cinta kita ada di tempat yang jauh. Pasti banyak godaan yang datang dari tempat yang paling dekat. Untungnya rasa cintaku padanya tak tergantikan oleh yang lainnya. Meskipun terkadang kegalauan sering menghantuiku.
· LDR meskipun jarang bertemu, tapi akan menjadi waktu yang sangat berharga bila bertemu. Kerinduan yang sudah menguap di kepala pasti akan menjadi kebahagiaan dan kepuasan tersendiri jika bertemu. Meskipun hanya sebentar.
· Dan lain-lain. Hehe :D
Harusnya mereka yang bisa bersama tanpa terpisah oleh jarak dan waktu bisa lebih bersyukur. Tidak seperti aku dan para LDR-er lainnya. Namun aku tak pernah menyesalinya. Aku rasa LDR ini adalah sebuah hubungan yang spesial. Aku begitu miris bila melihat teman-temanku yang masih banyak yang bisa selingkuh, walaupun mereka bisa bertemu setiap hari. Tidak seperti aku, meskipun aku LDR, aku bangga, dan aku tak pernah ada niat sedikitpun untuk selingkuh. Aku sangat setia pada pasanganku. Meskipun ia jauh nun di sana. Meskipun ia tak terpantau olehku. Namun kepercayaan ini tetap kokoh di hatiku. Aku bangga dan bersyukur bisa menjalani LDR ini dengan sempurna. Dan aku sangat sangat berharap hubunganku ini bisa berujung ke ikatan suci pernikahan nanti. Aku ingin sesukses para LDR-er lainnya. Yang akhirnya berjodoh setelah berpisah jarak selama bertahun-tahun. Semoga Allah meridhoi hubunganku. Aamiin.
Ingatlah teman, bahwa perpisahan itu tak menyakitkan, perpisahan itu hanyalah kebersamaan yang tertunda. Jarak dan waktu hanyalah pengukur perbedaan antar wilayah di belahan bumi ini. Namun, demi masa depanku dan masa depannya, aku rela berpisah dengannya. Asalkan cinta ini masih terbungkus oleh kesetiaan, kejujuran, kasih sayang, kesabaran dan pengorbanan. Aku percaya bahwa dibalik bungkus itu, terdapat cinta sejati yang takkan pernah berakhir. The true love story is not a happy ending, but never ending...
Langganan:
Postingan (Atom)