Senin, 30 September 2013

Tugas Bahasa Indonesia Meringkas Artikel Dari Koran



OLEH
WIDYAWATI
17111393
3KA30
UNIVERSITAS GUNADARMA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dr. Budi Santosa
Bila Ingin Berhasil Harus Fokus
(dari Tabloid Universitas Gunadarma “UG News” edisi 217)
 

Budi Santosa, seorang lulusan SMA dari Klaten dan berkuliah D3 Program Teknik Sipil. Tak pernah menyangka jika beliau akan mendapat gelar doktor. Setelah lulus dari D3, beliau melanjutkan kuliah Strata 1 di Universitas Gunadarma. Sejak awal beliau berpikir bahwa konsekuensinya bergabung di UG, akan menjadi dosen. Padahal, beliau sangat sulit berkomunikasi dengan orang lain. Menjadi dosen tentu harus bisa berbicara di depan mahasiswa. Maka, sejak itulah beliau mulai belajar dan mempersiapkan dirinya untuk mengajar dengan baik.

Dengan tekad dan kerja kerasnya, beliau pun memetik hasilnya. Kini, beliau menjadi dosen di UG dan sudah mampu berkomunikasi dengan baik di depan khalayak banyak. Dan setelah sekian tahun beliau bergelut dengan dunia pendidikan, beliau merasa cocok dan pas dengan hidupnya.

Pada tahun 2001, beliau melanjutkan studi Strata 2 nya di Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Universitas Indonesia. Lalu selesai pada tahun 2004. Tahun 2007, beliau ditunjuk sebagai Wakil Kepala Lab. Lanjut Teknik Sipil dan melanjutkan studi Strata 3 nya di Universitas Diponegoro.

Lima tahun menjalani program doktor merupakan momen berat dalam hidupnya, karena beliau harus pulang pergi Bogor-Semarang selama 3 tahun untuk kuliah dan mengajar. Meski begitu, ia tetap semangat dan menjalaninya dengan begitu kuat. 

Tahun 2009, beliau mengajukan proposal disertasinya yang berjudul, “Pengembangan Metode Entropy Untuk  Prediksi Debit Aliran Model Suatu Sungai dengan Data Aliran Terbatas”. Karena dianggap menarik, proposal tersebut diajukan UNDIP ke DIKTI untuk diikutkan pada Program Sandwich di Colorado State University, AS.

Setelah beliau melakukan riset di AS dan kembali ke Indonesia, beliau bertekad untuk menyelesaikan disertasinya untuk membanggakan almamater kampusnya dan keluarga besarnya. Beliau adalah satu-satunya orang yang berhasil gelar doktor di kampung halamannya. Beliau sempat mengalami masa-masa sulit untuk menyelesaikan S3 nya. Namun beliau berkesimpulan bahwa, betapa pintarnya sesorang, kalau tidak fokus maka akan gagal. Maka, bila ingin berhasil harus fokus. 
 
Tahun 2010, penelitiannya mendapat bantuan dana dari DIKTI. Beliau sangat bersyukur. Dan pada akhirnya, beliau berhasil lulus dari Program Doktor dan mendapat nilai cumlaude. Namun karena masa kuliahnya lebih dari 5 tahun, beliau urung mendapar gelar cumlaude. Beliau tak mempermasalahkannya, karena baginya, beliau sudah lega dan bisa mengabdi  lebih banyak lagi bagi institusinya.